Lumajang,R-Semeru.com - Pemerintah Kabupaten Lumajang terus meneguhkan komitmen pembangunan daerah yang sehat, berdaya, dan inklusif melalui visi besar Asta Cita Nararya. Delapan pilar utama diantaranya, Melayani, Membangun, Eksotik, Tangguh, Peduli, Unggul, Lestari, dan Lumbung Pangan menjadi arah kebijakan yang menyeluruh, tidak hanya dalam kesehatan, tetapi juga pendidikan, ekonomi, lingkungan, dan pariwisata.
Komitmen tersebut ditegaskan Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) dalam Verifikasi Lanjutan Kabupaten/Kota Sehat (KKS) 2025 bertema “Lumajang Bersinergi Menuju Swasti Saba Wistara” di Ruang Mahameru, Kantor Bupati, Rabu (20/8/2025).
“Target kita adalah Swasti Saba Wistara 2025, bukan sekadar penghargaan, tetapi bukti nyata bahwa Lumajang semakin maju, sehat, dan masyarakatnya berdaya,” tegas Bunda Indah.
Pembangunan kesehatan di Lumajang mencatat capaian gemilang, mulai dari meningkatnya usia harapan hidup masyarakat menjadi 74,57 tahun, penurunan angka stunting, hingga 100 persen puskesmas dan rumah sakit terakreditasi paripurna. Inovasi layanan kesehatan pun diperluas dengan menghadirkan ambulans desa, Blood Jek, Posyandu ILP, dan dokter muter bagi masyarakat pelosok.
Namun, Asta Cita Nararya tidak hanya berhenti di kesehatan. Pilar Lestari diwujudkan melalui gerakan lingkungan seperti MAMARISA (Masyarakat Mandiri Sampah), SKEDSA (Sekolah Edukasi Sampah), hingga PACARKU (Pasukan Pencabut Paku di Pohon Hidup).
Sementara, pilar Unggul dan Membangun terefleksikan lewat transformasi pendidikan, penguatan pasar tradisional, dan inovasi ekonomi produktif seperti Omah Magot.
Di sektor pariwisata, pilar Eksotik dan Peduli berjalan beriringan. Destinasi unggulan seperti Tumpak Sewu dan D’Buper Glagah Arum dipersiapkan menuju standar sehat, dengan dukungan pengelolaan sampah mandiri dan layanan kesehatan, sehingga wisata tidak hanya menjadi ruang hiburan, tetapi juga ruang edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
Seluruh capaian ini, menurut Bunda Indah, hanya mungkin terwujud melalui sinergi pentahelix yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat. “Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Semua pihak harus bersatu agar Asta Cita Nararya benar-benar hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Lumajang,” tandasnya.
Dengan capaian indikator KKS yang melampaui 90 persen pada sembilan tatanan, optimisme Lumajang kian menguat untuk meraih Swasti Saba Wistara 2025. Lebih dari sekadar gelar, penghargaan ini akan menjadi bukti bahwa visi Asta Cita Nararya benar-benar menjelma dalam wajah Lumajang yang maju, sehat, tangguh, dan berdaya.
Reporter : alief