-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Peringati Hari Santri Nasional ( HSN), Bupati Lumajang : Pesantren Bukan Tempat Perbudakan

Wednesday, 22 October 2025 | 18:27 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-22T11:27:48Z

 


Lumajang,R_SEMERU.COM — Ribuan santri memadati Stadion Srikandi, Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, untuk mengikuti Apel Hari Santri Nasional (HSN) 2025, Selasa  (22/10/'25) 


Peringatan tahun ini mengusung tema besar “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia” yang menggambarkan semangat santri dalam menjaga nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan di era global.


Apel akbar tersebut dihadiri oleh Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) bersama Wakil Bupati Yudha  Adji Kusuma, S.H., jajaran Forkopimda, Kemenag, anggota DPRD, para Kepala OPD, Kepala Sekolah dan Madrasah, Kepala Desa, serta berbagai ormas keagamaan.



Hadir pula Rois Syuriah PCNU Kabupaten Lumajang KH. M. Husni Zuhri, yang turut memberikan doa dan dukungan moral bagi para santri sebagai generasi penerus bangsa.


Dalam sambutannya, Bupati Lumajang Ir. Hj. Indah Amperawati, M.Si menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya 67 santri akibat tragedi runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo.


Ia menyebut kejadian tersebut sebagai musibah besar yang mengguncang hati umat Islam, sekaligus menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap keselamatan di lingkungan pendidikan keagamaan.


“Atas nama pribadi dan pemerintah Kabupaten Lumajang, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya. Semoga para santri yang wafat husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” tutur Bunda Indah dengan suara haru.



Dalam kesempatan itu, Bunda Indah juga menyinggung pandangan sebagian pihak yang keliru menilai pesantren sebagai tempat ‘perbudakan’. Ia menegaskan bahwa pandangan semacam itu merupakan bentuk kesalahpahaman dan penghinaan terhadap dunia pesantren.


“Perbudakan adalah ketika seseorang kehilangan kebebasan dan bekerja tanpa keadilan. Sementara di pesantren, yang tumbuh adalah kerelaan, kecintaan terhadap ilmu, dan penanaman adab,” tegasnya.


“Santri tidak tunduk karena takut hukuman, tetapi karena cinta pada ilmu dan hormat kepada guru. Dari luar mungkin tampak keras, tapi sejatinya pesantren menanamkan kasih, kelembutan, dan akhlak yang luhur,” lanjutnya.


Lebih lanjut, Bunda Indah menegaskan bahwa tema ‘Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia’ menjadi refleksi penting bagi para santri masa kini agar terus berperan aktif membangun bangsa dengan ilmu, moral, dan keteladanan.


“Para santri adalah benteng moral bangsa. Saya berharap mereka mampu menjadi pionir dalam menjaga kemandirian, persatuan, serta membawa Indonesia menuju peradaban dunia yang berkeadilan dan berakhlak,” tungkas Bunda Indah.


Apel Hari Santri Nasional 2025 di Lumajang berlangsung khidmat dan penuh semangat. Ribuan santri dengan pakaian serba putih dan bendera merah putih kecil di tangan, meneriakkan yel-yel perjuangan serta menyanyikan lagu ya Lal waton, menandai semangat mereka untuk terus mengawal keutuhan NKRI dan menghidupkan nilai-nilai pesantren di tengah arus modernisasi.


 Reporter : dodik

×
Berita Terbaru Update