Lumajang,r--semeru.com // Mewaspadai potensi bencana yang terjadi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meneliti potensi likuefaksi di Lumajang. Penelitian dilakukan pada September dan Oktober 2020 oleh Pusat Tanah dan Geologi Tata Lingkungan.
“Terima kasih, matur nuwun, telah hadir di Lumajang memberikan banyak informasi kepada kami sekaligus pendampingan,” ujar Bupati Lumajang, Thoriqul Haq saat menerima kunjungan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Ruang Mahameru, Kantor Bupati Lumajang, Kamis (12/11/2020).
Likuefaksi merupakan fenomena meluluhnya massa tanah akibat guncangan gempa yang menyebabkan tanah kehilangan kekuatannya.
Dari hasil survey selama 2 bulan tersebut, tim peneliti memetakan pada skala regional 1:100.000, Kabupaten Lumajang memiliki tingkat kerentanan menengah hingga tinggi terhadap kejadian likuefaksi. Hal itu disampaikan Kepala Pusat Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Andiani di hadapan bupati dan beberapa kepala perangkat daerah yang turut hadir.
“Intinya yang kami lakukan bukan untuk menakuti masyarakat, namun kita harapkan agar masyarakat lebih aware, lebih paham terhadap ini dan ketika bencana terjadi masyarakat paham harus berbuat apa,” ujarnya.
Tim peneliti juga memaparkan pada skala 1;50.000, kerentanan likuefaksi di Lumajang dapat dikelompokkan menjadi lima zona, yaitu kerentanan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Kerentanan di Lumajang secara umum berupa rentan menengah hingga rendah, namun masih terindikasi sejumlah daerah memiliki kerentanan tinggi hingga sangat tinggi.
Andiani berharap Zona Kerentanan Likuefaksi dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya yang ada di lingkungan sekitar. “Melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman akan bahaya likuefaksi diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang lebih tangguh dan siap siaga,” pungkasnya.(alief--jk).