-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Perhutani "GUNDULI SONO KELING" Hutan Di Sumberrejo Candipuro.

Thursday, 19 November 2020 | 14:14 WIB | 0 Views Last Updated 2020-11-19T07:14:42Z




Lumajang,r--semeru.com // Ratusan pohon SONO KELING yang berada di Hutan, Desa Sumberrejo Kecamatan Candipuro gundul  ditebangi oleh Perhutani. Penebangan secara besar-besaran itu menyebabkan berkurangnya sumber air, bahkan salah satu sumber mata air di daerah itu debit airnya mengecil. Akibatnya, warga setempat kini mulai kesulitan air, seperti yang disampaikan Mbah Priyo (60) Warga Dusun Krajan Desa Sumberrejo. Pada media ini,Kamis siang (19/11/2020).



Mbah Priyo menceritakan, Jika sebelum kayu SONO KELING  di hutan di daerahnya ditebangi oleh Perhutani warga tidak kekurangan pasokan air karena sumber mata air masih banyak. Namun, setelah ada penebangan, timbul permasalahan baru,bukan hanya di Dusun tempatnya tinggal, tapi juga di Dusun tetanga di Desanya juga mulai kesulitan air.


"Sak derenge  ditebangi mboten wonten masalah,nanging  sak sampune dipun tebangi secara geden-gedenan,katah  sumber mata air pejah,kados sumber pitek misal ipun, saj mangke debit tuyohnipun  boten ageng kados riyen.Akibatipun kulo lan masyarakat Dusun Sumberrejo, Dusun Krajan lan  Dusun Bulak Manggis susah tuyoh  sak meniko mas, padahal niki musim hujan, nopo male mangke lekpun wancine musim kemarau," ungkap Mbah Priyo.


Sementara itu Subur, selaku Asper KRPH Candipuro, BKPH Pasirian, SKPH Lumajang, ketika akan dikonfirmasi, untuk dimintai penjelasan terkait penebangan pohon SONO KELING diwilayahnya, sedang tidak ada ditempat dan ketika dihubungi lewat via  telepon tidak ada respon.



Arsyad Subekti Pegiat Lingkungan Lumajang  ketika meninjau langsung area hutan tersebut merasa kaget melihat Hutan di Desa Sumberrejo. Pasalnya, hutan itu kini sebagian terlihat gundul, tinggal tersisa tonggak-tonggak kayu SONO KELING pasca ditebang. 


Dijelaskannya, Uni Internasional untuk Konservasi Alam IUCN sudah menetapkan kayu SONO KELING sebagai kayu langkah dan terancam punah. Kayu SONO KELING masuk kategori apendiks 2 sehingga peredaran kayu SONO KELING lebih diperketat dibandingkan dengan kayu jenis lainnya. Ia juga heran kenapa kayu SONO KELING  di Desa Sumberrejo Kecamatan Candipuro ditebangi, bukan saja yang besar, tapi juga yang kecil juga ditebang.


Namun, dalam hal ini ia hanya ingin menjelaskan terkait dampak penebangan pepohonan untuk keberlangsungan hidup. Walaupun Perhutani sudah punya dasar aturan dalam melakukan penebangangan hutan. Pihaknya mengingatkan akan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum penebangan dilakukan.


"Selain banjir yang bisa terjadi, penebangan pepohonan besar juga bisa menyebabkan kekeringan, apalagi ini pohon yang kecil juga ditebangi, kalau alasan prosedur, masak sih yang masih kecil ditebang, kan belum waktunya, tanah juga kehilangan daya serapnya. Padahal air yang diserap oleh pohon saat musim hujan sangat berguna untuk menyimpan air ketika musim kemarau,"jelasnya


Arsyad juga mengingatkan agar Perhutani tidak sekadar mementingkan pendapatan semata, tapi juga harus memikirkan masyarakat sekitar hutan yang membutuhkan sumber mata air untuk keberlangsungan hidup.


"Perhutani jangan hanya pikirkan profit, sementara masyarakat sekitar di abaikan, kalau sudah tidak ada lagi pepohonan besar karena ditebang seperti sekarang ini, maka tidak ada lagi cadangan air yang disimpan, sehingga nantinya bisa menyebabkan kemarau panjang. Peran hutan sangat penting. Sekarang musim hujan saja warga sudah mengeluh, apalagi nanti, pasti sumber-sumber mata air banyak yang mati," pungkasnya.(bs).

×
Berita Terbaru Update