-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Ustadz Berinisial MQR, Idola Baru Masyarakat Pecinta Al-Quran yang Berwawasan Global, Siapa dia...?

Wednesday, 29 June 2022 | 11:47 WIB | 0 Views Last Updated 2022-06-29T04:47:21Z


Probolinggo, r-semeru.com// Ust. MQR  adalah salah satu tokoh muda Nahdlatul Ulama(NU) yang berjiwa Qur'ani dan berwawasan global, dalam perjalanan karir pengabdiannya pada Agama dan NKRI, Ust MQR  mendirikan Pesantren Kanjeng Sunan Kalijaga pada 22 April 2010 yang berlokasi di Jl. Pakuniran Desa Sogaan, Pakuniran, Probolinggo, Jawa Timur. 



Pantauan awak media, Tiap sore, terlihat banyak motor berjejer rapi memadati lokasi disekitar PP. Kanjeng Sunan Kalijaga, salah satu wali santri Suriyanto saat ditanya menjelaskan " Ia mas, tiap sore disini ramai dengan wali santri yang mengantarkan anaknya ngaji Al-Quran, mereka datang dari berbagai desa sekitar Pakuniran, Gading dan Besuk, mereka merasa cocok dengan metode pembelajaran Al-Quran yang diterapkan dan sanadnya juga jelas, makanya tiap sore selalu ramai dengan motor wali santri yang menunggu anaknya belajar Al-Quran, Ust MQR diidolakan masyarakat pecinta Al-Quran," Ungkap Suriyanto. Ahad(26/6/2022)


Esok harinya, awak media berkesempatan silaturahim ke kediaman Ust. M. Qosimur Ridho (MQR) selaku pendiri/pengasuh PP.Kanjeng Sunan Kalijaga yang akrab disapa Ust Ridho, dia menjelaskan "PP. Kanjeng Sunan Kalijaga merupakan salah satu pesantren di Probolinggo yang memprioritaskan tiga kajian disiplin Ilmu dalam implementasi Kegiatan Belajar Mengajarnya antara lain Kajian Ilmu Al-Quran, Kajian Kitab Salaf dan Pendidikan Formal. Pendidikan formal dilaksanakan sebagai bekal para santri dalam merespon arus perkembangan zaman di era digital, pendidikan formal yang telah berjalan adalah tingkat SMP dan MA." Ungkapnya. (28/6/2022) 


"Dalam mendidik anak di pesantren yang kami tanamkan pertama kali dalam jiwa santri adalah rasa Happy/senang, jika sudah senang apapun kegiatan yang dilakukan baik itu ngaji, Hafalan, sekolah dan kegiatan amaliah pesantren lainnya selama 24 jam yang dikemas dengan ibadah, mareka akan senang melakukannya, sehingga saat pulangpun akan tetap melekat dalam jiwa mereka," Jelas Ust Ridho. 



"Konsep menanamkan rasa senang pada jiwa santri, kami menggunakan pola PPA (Pola Pengenalan Allah) dalam artian kita patut bersyukur kepada Allah karena kita kayak ini tidak lepas dari kasih sayang Allah, masih dipilih oleh Allah menjadi hamba yang terbaik dan bernasib baik sehingga bisa mencari ilmu dipesantren dan banyak bertemu dengan teman teman yang baik, akhirnya tumbuh kesadaran dalam diri santri untuk mengikuti semua kegiatan pesantren dengan rasa senang dan bersyukur kepada Allah SWT, " Tambahnya. 



"Semoga para santri nantinya di masyarakat bisa menjadi Rahmatan lil 'alamin, dalam artian tidak harus jadi kiyai, tidak harus jadi pejabat dan tidak harus jadi yang terdepan, apapun posisinya, di manapun keberadaannya tetap bisa memberikan manfaat kepada orang lain dan sesama," Pungkasnya.*(hdyt)

×
Berita Terbaru Update