Probolinggo,r-semeru.com – Dalam rangka mendukung program Gerakan Menanam Satu Juta Pohon (GEMA SETAHON) yang digagas oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo, Dr. Samsur, S.Ag. M.Pd.I, menginstruksikan kepada seluruh madrasah di wilayahnya untuk melakukan penanaman pohon matoa secara serentak di halaman madrasah masing-masing.
Kegiatan ini dijadwalkan akan berlangsung pada Selasa, 22 April 2025. Selain sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, penanaman pohon ini juga menjadi bagian dari pendidikan karakter dan kesadaran ekologi bagi siswa-siswi madrasah.
"Penanaman pohon matoa ini bukan sekadar simbolis. Ini adalah wujud nyata komitmen kita terhadap pelestarian lingkungan, sekaligus upaya menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap alam kepada para peserta didik," ujar Dr. Samsur, saat diwawancara pada Jumat (18/4/2025).
Ia juga menambahkan bahwa setiap madrasah dianjurkan untuk mendokumentasikan kegiatan penanaman dalam bentuk video sebagai bagian dari laporan dan publikasi kegiatan di media sosial.
"Silahkan dokumentasikan lewat video dan akun media sosial lainnya sebagai bentuk syiar kebaikan," tambahnya.
Manfaat Pohon Matoa
Pohon matoa (Pometia pinnata) merupakan tanaman asli Indonesia yang memiliki berbagai manfaat, antara lain:
Menjaga kualitas udara: Seperti pohon lainnya, matoa berperan penting dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.
Peneduh alami: Dengan tajuknya yang lebat, pohon ini cocok ditanam di lingkungan sekolah sebagai peneduh.
Buah bergizi: Buah matoa kaya akan vitamin C dan E, serta antioksidan yang baik untuk kesehatan.
Estetika lingkungan: Bentuk pohonnya yang rindang dan buahnya yang eksotis menjadikan halaman madrasah lebih asri dan menarik.
Konservasi keanekaragaman hayati: Penanaman pohon lokal seperti matoa membantu melestarikan flora khas Indonesia.
Melalui gerakan ini, Kemenag Kabupaten Probolinggo berharap tercipta madrasah yang hijau, sehat, dan ramah lingkungan, serta menjadi teladan dalam aksi nyata cinta lingkungan di tingkat daerah.
Reporter: Hdyt