-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Grebeg Tumpeng Syuro di Desa Tumpeng, Kades Deni Purwadi : Tradisi yang Harus Dipertahankan dan Dilestarikan

Saturday, 28 June 2025 | 15:13 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-28T08:13:48Z

 


Lumajang,R-Semeru.com -- Masyarakat dan budaya memiliki kaitan yang sangat erat. Budaya merupakan suatu identitas dan kebiasaan adat yang mencerminkan nilai, norma, kepercayaan, dan praktik yang telah diimplementasikan dalam suatu kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk budaya dalam kehidupan bermasyarakat yaitu ritual adat yang ada di Desa Tumpeng, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Ritual tersebut adalah Grebeg Tumpeng Suro yang dilaksanakan pada saat tahun baru Islam (Muharam) atau bulan Syuro dalam kalender Jawa.


Grebeg Tumpeng Suro di Desa Tumpeng digelar pada,  Sabtu ( 28-6-2025 ). 


Masyarakat percaya bahwa acara tersebut akan membawa keberkahan pada tempat tinggal dan kehidupan mereka. Hal itu juga meningkatkan rasa gotong royong dan kekeluargaan antarsesama. Sebelum acara grebeg tumpeng diselenggarakan, masyarakat sebelumnya bersiap membuat Desa mereka menjadi lebih menarik. 


Masyarakat Desa Tumpeng biasanya akan membuat gunungan tumpeng utamanya pada acara tersebut. Satu gunungan tumpeng diisi dengan hasil bumi milik masyarakat Desa Tumpeng, seperti sayuran holtikultura, buah- buahan, dan holtikultura kondimen yang disusun rapi dibentuk gunung.


Tumpeng utama akan diposisikan depan sendiri yang dipikul oleh para laki-laki, kemudian diikuti dengan tumpeng yang dibuat oleh setiap Dusun lalu diarak dari Dusun Tumpeng Kulon dan diarak menuju Monumen Polis berada di perbatasan Desa.



Dalam sambutannya, Kepala Desa Tumpeng Deni Purwadi menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat kepada Alloh, SWT yang telah mrmberi rezeqi hasil bumi, kesehatan dan keselamatan. Dan tak kalah penting dukungan dari Kepolisian ( Polsek Candipuro ) yang selama ini telah menjaga keamanan dan ketertiban di Desa Tumpeng khususnya.

"Kami menggabungkan nilai-nilai budaya lokal dengan Monumen Nasional dan menyongsong HUT Bhayangkara ke-79. Hal ini merupakan wujud sinergi masyarakat dengan kepolisian," ungkap Kades Tumpeng Deni Purwadi.


Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat setempat mengungkapkan bahwa tujuan acara Grebeg Tumpeng Syuro di Desa Tumpeng semata-mata hanya untuk melestarikan tradisi dan budaya di desanya.


Tahun baru Islam di Desa Tumpeng tidak hanya dirayakan dalam bentuk Grebeg Tumpeng Suro saja. Masyarakat biasanya akan melaksanakan ritual lainnya. Tidak hanya sebagai bentuk perayaan, acara tersebut menjadi wujud syukur dan gambaran spiritual bagi warga serta sarana untuk melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi selanjutnya.


Grebeg Tumpeng Suro merupakan tradisi turun temurun yang telah dilaksanakan oleh masyarakat Desa Tumpeng.  



Setiap tantangan yang terjadi tidak menyurutkan semangat masyarakat Desa Tumpeng untuk berinovasi pada saat menyambut datangnya tahun baru islam. Antusiasme masyarakat senantiasa menjujung tinggi nilai gotong royong dan kebersamaan yang dapat mengeratkan rasa persatuan dan kesatuan antarsesama. Perayaan Grebeg Tumpeng Suro, masyarakat Desa Tumpeng terus menunjukkan adaptasi dan kreativitas dalam menyambut datangnya Tahun Baru Islam. Hal itu ditunjukkan oleh bagaimana cara mereka tetap menjaga tradisi, kendati tidak lagi ada perayaan yang biasanya disambut dengan euphoria luar biasa. Meski begitu, esensi dari tradisi Grebeg Tumpeng Suro tetap terjaga, yaitu kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.


Doa-doa yang dipanjatkan saat berkumpul di Monumen  Iptu Jama'ari. Doa tersebut mengandung sebuah harapan agar waktu yang akan datang diberkahi dengan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Desa Tumpeng dan sekitarnya.


Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Grebeg Tumpeng Suro akan tetap terjaga. Semangat, antusiasme, gairah masyarakat tetap membara dan tidak akan luntur untuk menjaga tradisi dan warisan budaya apapun tantangan yang dihadapi. Hal tersebut merupakan lambang kekuatan dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi segala batu sandungan dan kendala. Masyarakat Desa Tumpeng telah membuktikan bahwa  menjaga kelestarian budaya dan tradisi akan tetap dipelihara.


Reporter : elly-juki

×
Berita Terbaru Update