Jember, r-semeru.com - Dentuman semangat dan gemuruh sorak-sorai mengguncang bumi Jember sejak Senin (7/7/2025). Ribuan siswa madrasah dari seluruh penjuru Jawa Timur bersatu dalam satu momen monumental: PORSENI Madrasah 2025. Bukan sekadar ajang adu keterampilan, tapi medan tempur pembentukan karakter. Di sinilah mental diasah, mimpi ditempa, dan nilai-nilai luhur kembali disuarakan.
Di tengah panasnya persaingan, satu suara mencuat dari Probolinggo dan langsung mengetuk kesadaran banyak pihak. Ketua PD PGM Indonesia Kabupaten Probolinggo, Hidayatullah, menyampaikan pandangan yang bukan hanya reflektif, tapi juga menggugah.
“PORSENI ini bukan soal adu gengsi daerah. Ini tentang anak-anak kita belajar menghadapi kehidupan—bangkit saat jatuh, rendah hati saat menang,” ujarnya saat diwawancarai oleh tim media.
Pemerhati pendidikan madrasah yang juga dikenal lewat tulisan-tulisannya ini menegaskan, melalui PORSENI, kita diajak kembali ke hakikat pendidikan sejati: membentuk manusia seutuhnya. Di tengah gempuran era digital yang serba instan dan dangkal, PORSENI tampil sebagai gerakan senyap yang menyuarakan makna kejujuran, sportivitas, daya tahan, dan solidaritas lintas batas.
Setiap cabang lomba dari pencak silat hingga seni lukis, dari pidato hingga voli, bukan lagi semata-mata tentang siapa yang juara. Ia menjadi arena pembuktian bahwa madrasah adalah kawah candradimuka para pemimpin masa depan. Di balik peluh, ada daya juang. Di balik tangis, ada pembelajaran. Dan di balik setiap medali, ada jiwa-jiwa muda yang sedang tumbuh menjadi insan tangguh dan bermartabat.
“Kalau menang lalu sombong, kita belum juara. Tapi kalau kita kalah dan tetap berjuang, maka di situlah kemenangan sejati,” tegasnya penuh makna.
Hari ini, dari Jember, PORSENI Madrasah 2025 menulis babak sejarahnya sendiri. Sebuah narasi megah tentang bagaimana madrasah tidak hanya mencetak prestasi akademik, tapi juga melahirkan generasi dengan karakter kuat, bernyali besar, dan siap memimpin zaman.
Jember bukan sekadar lokasi. Ia telah menjadi lambang kebangkitan generasi madrasah yang tak hanya siap menang di lapangan, tapi juga menang dalam menghadapi kehidupan.
Kontributor: BS / Tim
