Probolinggo,r-semeru.com – Menjelang pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama (NU) Kraksaan yang dijadwalkan berlangsung pada 14 September 2025, nama K.H. Hafidzul Hakim Noer mencuat sebagai salah satu kandidat kuat Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kraksaan untuk masa khidmat 2025–2030.
Pengasuh Majelis Sholawat Syubbanul Muslimin sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qodim Paiton ini dikenal sebagai sosok kiai muda yang enerjik, visioner, dan memiliki pengaruh luas di tengah masyarakat. Dakwahnya yang komunikatif, menyentuh hati, dan dekat dengan generasi muda menjadikannya figur yang diperhitungkan dalam kontestasi kepemimpinan NU Kraksaan.
Kiprah Gus Hafidz (sapaan akrabnya) tak hanya dikenal di lingkup lokal. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan dakwah dan sosial keagamaan yang menekankan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah. Melalui majelis sholawat, kajian keislaman, hingga program pemberdayaan umat, ia dinilai mampu membawa semangat pembaruan sekaligus menjaga tradisi NU yang telah mengakar.
Saat dikonfirmasi, K.H. Hafidzul Hakim Noer menyampaikan pandangannya secara singkat namun penuh makna terkait kemungkinan dirinya maju sebagai calon ketua PCNU Kraksaan.
“Tujuan kami masuk sebagai kandidat adalah untuk berkhidmah lebih serius di Nahdlatul Ulama. Al-faqir ingin meneruskan program-program yang sudah baik dan ke depan menjadikan NU lebih maslahat bagi umat,” ujarnya melalui pesan singkat, Jum'at (12/9/2025).
Dukungan terhadap Gus Hafidz terus mengalir dari berbagai kalangan, mulai dari para kiai sepuh, pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC), hingga tokoh-tokoh muda NU. Banyak pihak menilai bahwa PCNU Kraksaan membutuhkan pemimpin yang mampu menjembatani kekuatan tradisional dan pendekatan kekinian—karakteristik yang tercermin dalam sosok Gus Hafidz.
Konfercab PCNU Kraksaan kali ini diprediksi menjadi ajang strategis dalam menentukan arah gerak organisasi lima tahun mendatang. Munculnya nama-nama potensial seperti Kiai Hafidzul Hakim Noer menambah dinamika kontestasi yang diharapkan tetap berlangsung dalam semangat ukhuwah nahdliyah dan keutuhan jam’iyyah.
Kontributor: dyt