-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tasawuf/Tazkiyatun Nafs, AJARAN WAHIDIYAH

Sunday, 5 October 2025 | 20:22 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-05T13:51:24Z

 

Foto : Hadrotul Mukarom Kanjeng Romo Kyai Abdul Majid Ali Fikri, RA, Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo Kediri, Jawa-Timur. 


Lumajang,R_SEMERU.COM - Ajaran Wahidiyah adalah bimbingan praktis lahiriah dan batiniah untuk mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh, yang diajarkan oleh Al Arif Billah  KH. Abdul Madjid Ma'ruf Qs wa Ra, Mu'allif Sholawat Wahidiyah.


Bimbingan ini mencakup bidang syariat dan hakikat, meliputi penerapan iman, pelaksanaan Islam, perwujudan ihsan, dan pembentukan akhlakul karimah, dengan landasan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. 


Tujuan Utama Ajaran Wahidiyah :

Taqarrub ilâ Allâh wa Rasulihi SAW. :


Tujuan utama taqarrub ilâ Allâh wa Rasulihi SAW. (mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya) melalui pengamalan Shalawat Wahidiyah adalah untuk Tazkiyatun Nafs,  menjernihkan hati, menenangkan batin, menentramkan jiwa, dan meningkatkan kesadaran serta ma'rifat (pengenalan) kepada Allah dan Rasul-Nya. 


Pengamalan ini juga bertujuan agar seorang hamba dapat meraih ampunan Allah, taufiq dan hidayah-Nya, serta syafaat dan bimbingan dari Rasulullah SAW. 


Rincian Tujuan Pengamalan Shalawat Wahidiyah:


Taqarrub kepada Allah (Lillah Billah): 


Menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan mengakui kebesaran-Nya dengan niat beribadah hanya untuk-Nya. ( LILLAH BILLAH )


Taqarrub kepada Rasulullah SAW ( Lirrasul Birrosul ): 


Mengikuti tuntunan, memuliakan, dan mencintai Rasulullah SAW dengan tulus hati, serta mengakui jasa dan syafaatnya. ( Lirrasul Birrosul ): 


Menjernihkan Hati dan Batin:


Tazkiyatun Nafs, membersihkan diri dari dosa dan sifat dzalim, serta menenangkan jiwa dan batin agar lebih mudah menerima kebaikan. 


Mencapai Ma'rifat: 


Meningkatkan kesadaran dan pemahaman mendalam tentang Allah SWT dan Rasul-Nya. ( Ma'rifat Billah wa Rosulihi SAW. )


Memohon Ampunan dan Bimbingan: 


Mengakui diri sebagai hamba yang penuh dosa dan secara jujur membutuhkan ampunan (maghfirah) serta pertolongan dan bimbingan dari Allah dan Rasul-Nya SAW.  serta Ghoursu Hadzazzaman Ra.


Memperoleh Ketenangan dan Ketenteraman: 


Pengamalan shalawat Wahidiyah diharapkan akan memperoleh ketenangan dan ketenteraman batin. 


Inti dari pengamalan ini adalah menghadirkan hati dan pikiran dengan segenap perhatian, adab, dan cinta yang tulus di hadapan Allah SWT dan Rasulullah SAW, serta mengakui segala keterbatasan diri dan kebutuhan akan rahmat-Nya. 


Menjernihkan hati: 


Bimbingan ini bertujuan untuk menjernihkan hati ( Tazkiyatun Nafs ), menenangkan batin, dan menentramkan jiwa serta meningkatkan kesadaran kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, 


Aspek yang Dicakup dalam Ajaran Wahidiyah :

Bidang Syariat dan Hakikat


 Mencakup praktik kehidupan sehari-hari (syariat) serta pemahaman mendalam tentang spiritualitas dan keesaan Allah (hakikat). 


Bidang syariat mencakup aturan dan praktik lahiriah kehidupan Muslim, seperti menjalankan ibadah dan mengikuti hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits. 


Sedangkan hakikat adalah pemahaman mendalam tentang kebenaran dan esensi spiritual dari ajaran Islam, termasuk kesadaran akan keesaan Allah dan realitas spiritual, yang dicapai melalui pemahaman aspek batiniah dan pengalaman pribadi. 


Syariat (Aspek Lahiriah)

Definisi: Hukum dan aturan lahiriah yang bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits. 


Cakupan: Pengabdian kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan syariat, termasuk ibadah seperti shalat, zakat, dan haji. 


Tujuan: 

Menjalankan aturan hidup agar manusia dapat menemukan jati diri yang sejati dan mencapai kesempurnaan diri. 


Hakikat (Aspek Batiniah/Spiritual)

Definisi: Kenyataan atau esensi sejati dari segala sesuatu, termasuk pemahaman mendalam tentang spiritualitas dan keesaan Allah. 


Cakupan: 

Pengalaman pribadi dan pemahaman mendalam mengenai ibadah, seperti mengapa shalat itu penting atau apa makna puasa, yang lahir dari penyatuan aspek lahir dan batin. 


Tujuan: .

Mencapai pemahaman komprehensif mengenai Islam dan menjadi kekasih Allah, melalui perjalanan spiritual yang didukung oleh syariat. 


Hubungan Antara Syariat dan Hakikat 


Keterkaitan: 

Syariat dan hakikat tidak dapat dipisahkan dan saling membutuhkan, seperti dua laut yang bertemu namun tidak saling menafikan.


Proses: 

Hakikat tidak bisa didapatkan tanpa menjalankan syariat, sedangkan tanpa pemahaman batiniah (makrifat), syariat saja tidak cukup untuk menemukan hakikat.


Penerapan Iman, Islam, dan Ihsan: 


Fokus pada pemahaman dan pengamalan rukun iman, pelaksanaan rukun Islam, dan pencapaian tingkatan ihsan (seilah olah melihat Allah, kalau bem mampu merasa selalu dilihat oleh Allah).

 

Pembentukan Akhlakul Karimah: 


Pembentukan Akhlakul Karimah, atau akhlak terpuji, adalah proses mengembangkan budi pekerti mulia sesuai tuntunan Rasulullah SAW dengan meneladani akhlak beliau dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 


Hal ini dapat dicapai melalui penanaman nilai-nilai agama, pembiasaan perilaku baik, pemberian teladan positif, dan pengamalan ajaran Islam melalui Al-Qur'an dan Hadis. 


Dasar Ajaran 


Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW, yang merupakan sumber utama Ajaran Wahidiyah.


Sumber   : Red / Boni

×
Berita Terbaru Update