R_SEMERU.COM I Lumajang - Bupati Lumajang, Indah Amperawati (Bunda Indah), menegaskan bahwa peningkatan daya saing UMKM desa harus dimulai dari pemberdayaan perempuan, khususnya dalam penguasaan literasi dan inklusi keuangan digital. Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan Inklusi Keuangan Digital bagi Perempuan yang digelar di Aula Bumi Glagah Arum, Rabu (5/11/2025), hasil kolaborasi Pemerintah Kabupaten Lumajang dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Women’s World Banking.
Menurut Bunda Indah, perempuan di pedesaan memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi lokal. Banyak di antara mereka yang mengelola usaha kecil berbasis rumah tangga, mulai dari olahan pangan, hasil pertanian, hingga kerajinan, namun terkendala pada akses permodalan, pengelolaan keuangan, dan pemasaran digital.
“Ketika perempuan desa memahami cara mengelola keuangan dengan benar dan mampu memanfaatkan teknologi finansial, maka UMKM yang mereka jalankan akan lebih kompetitif, efisien, dan berorientasi pasar,” ujarnya.
Ia menambahkan, inklusi keuangan digital bukan sekadar mengenalkan aplikasi transaksi, tetapi membangun kebiasaan baru dalam pengelolaan usaha. Melalui akses digital, pelaku UMKM bisa memperluas jangkauan pasar, mempercepat pembayaran, dan menjaga kepercayaan pelanggan.
“Dulu usaha kecil terbatas di lingkungan sekitar, sekarang dengan platform digital, produk dari desa bisa dikenal hingga ke luar daerah. Ini adalah bentuk nyata transformasi ekonomi berbasis perempuan,” lanjutnya.
Bunda Indah menilai, penguatan literasi keuangan juga akan menumbuhkan rasa percaya diri bagi pelaku usaha perempuan. Dengan pemahaman yang baik tentang pencatatan, tabungan usaha, hingga akses pembiayaan mikro, UMKM desa akan lebih mudah bertumbuh dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
“UMKM yang dikelola perempuan memiliki ciri khas: ketekunan dan kreativitas. Tinggal bagaimana kita membantu mereka agar bisa mengelola usaha secara profesional,” katanya.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Lumajang berupaya menghadirkan ekosistem inklusi keuangan yang lebih ramah bagi perempuan desa. Kolaborasi lintas sektor, antara pemerintah, lembaga keuangan, dan dunia usaha, didorong untuk membuka akses pembiayaan yang mudah, aman, dan sesuai kebutuhan pelaku UMKM kecil.
“Perempuan tidak hanya pelaku ekonomi keluarga, tetapi juga motor penggerak ekonomi lokal. Dengan dukungan akses keuangan dan digitalisasi, mereka bisa membawa UMKM desa ke level yang lebih tinggi,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, para peserta yang sebagian besar pelaku usaha mikro perempuan mendapatkan pelatihan tentang pencatatan keuangan digital, penggunaan dompet elektronik, hingga strategi pemasaran daring. Harapannya, mereka tidak lagi bergantung pada transaksi tunai, tetapi beralih ke sistem keuangan modern yang lebih efisien.
Bunda Indah menyebut, keberhasilan program ini akan berdampak langsung pada peningkatan daya saing ekonomi daerah. Ketika UMKM perempuan tumbuh, rantai pasok lokal pun ikut bergerak, mulai dari petani, pengrajin, hingga pelaku logistik di pedesaan.
“Kita ingin ekonomi desa menjadi kuat dari bawah. Karena kalau UMKM maju, maka kesejahteraan masyarakat akan meningkat secara nyata,” tungkasnya.
Reporter : alief
.jpeg)