Banten,R-Semeru.com -- Program ‘Berita Satu Utama Spesial’ yang tayang sekitar pukul 18.20 WIB, 16/6/2025, dari BTV tak seperti biasanya. Dalam acara yang dipandu oleh presenter Agung Ardiansyah itu Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, dan Ketua Dewan Pres Komaruddin Hidayat diminta tak hanya sebagai narasumber namun juga sebagai pembaca berita.
Meski baru kali pertama dan tayang secara langsung, mereka saat sebagai pembaca berita dadakan tak terlihat gugup. “Biasanya menjadi narasumber namun kali ini menjadi pembaca berita, ternyata tidak mudah," kelakar Viva Yoga kepada wartawan selepas acara itu.
Dirinya merasa senang diundang oleh stasiun televisi yang studionya berada di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Tangerang, Banten, itu.
Pria yang juga menjadi Wakil Ketua Umum PAN itu berharap hadirnya BTV dengan berbagai program acara dapat menjadi pengawal demokrasi di Indonesia. “BTV ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dengan berita yang valid, akurat, cerdas, dan memiliki karakter membangun bangsa," terangnya.
Peningkatan kualitas informasi disebut sangat ditentukan oleh media yang berkualitas termasuk BTV. “Saya yakin BTV mampu untuk melakukan itu," jelasnya.
Dengan wajah barunya lewat B Universe diharap stasiun televisi ini semakin meneguhkan posisinya sebagai media yang relevan di tengah gempuran arus media digital serta memperkuat sebagai sumber informasi yang kredibel dan dapat dipercaya.
Sebagai Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga dalam program ‘Berita Utama Spesial’ itu memaparkan mengenai program transmigrasi. Dikatakan, sesuai amanat Presiden Prabowo Subianto, transmigrasi mempunyai tiga misi, pertama, integrasi nasional. Dengan transmigrasi yang memindahkan penduduk dari daerah padat di Pulau Jawa dan Bali ke daerah-daerah longgar, program itu membuat terjadinya akulturasi budaya dan pembauran penduduk. Dari program inilah maka persatuan bangsa akan semakin kuat dan kokoh.
Kedua, mengentaskan kemiskinan. Dengan memindahkan penduduk dan memberikan mereka tanah serta fasilitas lainnya maka program ini diharap dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian transmigran dalam kehidupan. Ketiga, membantu dan berkontribusi dalam program swasembada pangan karena dari data menunjukan kawasan transmigrasi adalah sentra produksi pangan terutama produksi beras.
Sebagai kementerian yang berdiri sendiri, saat ini transmigrasi mempunyai paradigma baru. Bila dulu program ini sentralistik dan eksklusif, sekarang desentralisasi dan inklusif. “Keinginan transmigrasi sekarang dari pemerintah daerah," ungkapnya.
Daerah yang menginginkan transmigran harus menyediakan lahan. Sedang Kementerian Transmigrasi melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah yang ingin mengirimkan transmigran. “Kita melakukan sinergi agar pemindahan penduduk disertai dengan pengembangan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan," ujarnya.
Pembangunan transmigrasi dilakukan tidak hanya pada satuan pemukiman transmigran namun juga menyasar penduduk setempat atau penduduk asli. “Sehingga tidak menimbulkan kecemburuan ekonomi dan sosial," tungkas mantan anggota Komisi IV DPR itu.
Kontributor : Ardi Winangun