-->
×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Perjuangan Tsabita Dianyssa Estasaadya Raih Juara O2SN Kabupaten Lumajang

Thursday, 31 July 2025 | 12:31 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-31T05:36:30Z

 

Foto : KS SMAN TEMPEH, SUTRISNO, M.Pd &                     TSABITA DIANYSSA ESTASAADYA


Lumajang,R-Semeru.com — Semangat dan dedikasi yang tinggi dalam dunia pencak silat kembali ditunjukkan oleh salah satu siswa SMAN Tempeh, Tsabita Dianyssa Estasaadya. Siswi kelas XI-8 ini berhasil meraih juara pertama dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat kabupaten, mengharumkan nama sekolah dan membuka jalan menuju tingkat provinsi.


Dalam wawancara yang dilakukan oleh awak media, Tsabita menceritakan awal ketertarikannya terhadap pencak silat yang berawal sejak duduk di bangku kelas 3 SD. “Aku melihat di sekolah ada ekstrakurikuler pencak silat yang menurutku keren. Belajar tendangan, pukulan, bantingan, dan juga seni. Saat itu aku mendaftar tanpa ajakan teman-teman, murni dari keinginan sendiri,” ungkapnya.


Namun perjalanan menuju prestasi bukanlah hal yang mudah. Tsabita mengaku sempat mengalami masa-masa sulit, termasuk rasa ragu dan keinginan untuk menyerah karena beberapa kekalahan yang pernah dialaminya. “Banyak hal yang bikin ragu sama kemampuan diri sendiri karena sempat beberapa kali kalah dan merasa gagal. Tapi aku berusaha bangkit,” ujarnya.


Menariknya, selain mengikuti O2SN, Tsabita juga lolos seleksi untuk mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), meskipun dengan kategori berbeda. O2SN yang ia ikuti adalah kategori seni tunggal, sementara Porprov berada di kategori seni beregu. Tanggal pertandingan yang berdekatan menambah tantangan tersendiri baginya. “Setiap hari aku harus mengeluarkan energi lebih dan mengorbankan waktu. Persiapan O2SN dilakukan dalam 20 kali pertemuan selama kurang lebih tiga minggu. Latihan dilakukan setiap hari dari pukul 12.30 siang hingga selesai,” jelas Tsabita pada awak media, Kamis ( 31/7).


Latihan tidak hanya dilakukan di siang hari, tetapi juga pagi-pagi sekali setelah salat Subuh dengan berlari minimal 12 menit untuk melatih kekuatan paru-paru. “Pelatihku selalu mengingatkan bahwa dua hal harus berjalan seimbang: doa dan usaha,” tambahnya.


Salah satu momen paling berkesan dalam perjalanannya adalah saat pengumuman pemenang. Tsabita yang saat itu bersaing dengan teman dekatnya, memilih untuk duduk di luar gedung bersama sang ibu dan menutup telinganya karena tak ingin mendengar hasil pengumuman. “Tiba-tiba aku dikabari bahwa aku juara satu. Aku langsung lari ke dalam gedung, menangis, dan memeluk temanku yang menjadi juara dua. Poin kami sama, hanya berbeda pada standard deviasi dari kebenaran gerakan,” kenangnya hari.


Foto: Tsabita Dianyssa (kanan) bersama rekannya sesama atlet pencak silat di ajang O2SN Kabupaten Lumajang 2025.


Bagi Tsabita, kemenangan ini bukan sekadar menjadi yang terbaik, tetapi juga membawa tanggung jawab yang lebih besar. “Aku bersyukur masih diberi kesempatan mengikuti O2SN dengan baik di tahun terakhirku. Aku berharap bisa menampilkan yang terbaik di tingkat provinsi nanti. Kemenangan ini adalah kebahagiaan dan sekaligus tanggung jawab yang besar,” ujarnya.


Lebih lanjut, Tsabita menyampaikan bahwa kemenangan sejati bukan tentang mengalahkan orang lain, melainkan tentang mengalahkan ego dan mampu mengontrol emosi diri sendiri. Di akhir wawancara, ia memberikan pesan penuh semangat bagi teman-teman di sekolah yang ingin mengikuti jejaknya. “Ada hari-hari di mana semuanya terasa berat, bahkan langkah kecil pun terasa mustahil. Tapi jangan pernah menyerah, karena hidup sering menyembunyikan keajaiban tepat setelah kita melalui titik tergelap. Mungkin besok adalah hari saat segalanya bisa berubah. Kita hanya perlu percaya dan terus melangkah," tungkasnya 


Sumber        : Tim Jurnalistik SMAN 1 Tempeh

Reporter      : yanuar

×
Berita Terbaru Update