Foto : Ketua Tim Penggerak PKK Kab.Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma
Lumajang,R-Semeru.com -- Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, menekankan bahwa Posyandu tidak boleh dipandang semata sebagai tempat pelayanan kesehatan dasar. Ia menegaskan, Posyandu harus berkembang menjadi simpul edukasi masyarakat yang inklusif dan humanis, dengan ruang yang menghadirkan pengetahuan, pendampingan, dan kehangatan sosial secara menyeluruh.
Pernyataan itu disampaikan saat Dewi Natalia melakukan kunjungan kerja ke Posyandu Mawar, Dusun Kedungspikul, Desa Grobogan, Kecamatan Kedungjajang, Kamis (7/8/2025), dalam rangka meninjau pelaksanaan program Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP).
"Posyandu tidak cukup hanya melayani timbang balita atau imunisasi. Ia harus menjadi ruang edukasi yang terbuka, membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi, tumbuh kembang anak, serta kesehatan keluarga secara menyeluruh," ungkapnya.
Dalam kunjungan tersebut, ia disambut antusias oleh kader, warga, dan unsur Forkopimca Kedungjajang. Ia menyampaikan apresiasi mendalam kepada para kader yang secara sukarela dan konsisten hadir di tengah masyarakat untuk menjalankan fungsi sosial yang sangat krusial.
Dewi Natalia menjelaskan bahwa model ILP membawa paradigma baru dalam pelayanan kesehatan desa. Melalui pendekatan ini, Posyandu menghadirkan layanan terintegrasi seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang, pelayanan ibu hamil, penyuluhan gizi, hingga upaya pencegahan stunting dan penyakit menular.
Namun menurutnya, inovasi layanan harus disertai dengan perubahan cara pandang, bahwa kehadiran Posyandu bukan hanya soal angka dan data, melainkan soal membangun relasi, menyampaikan pengetahuan dengan bahasa yang membumi, dan membangun kepercayaan antara kader dan warga.
“Jika Posyandu menjadi simpul edukasi yang humanis, maka masyarakat tidak hanya datang untuk dilayani, tapi juga belajar, bertumbuh, dan merasa dihargai,” tegasnya.
Ia juga berpesan agar seluruh pemangku kepentingan, dari kader desa hingga tenaga medis di Puskesmas, mampu menjaga semangat keterbukaan dan gotong royong dalam menjalankan layanan. Pendidikan kesehatan harus bersifat dialogis, mampu merangkul semua kalangan, termasuk kelompok rentan.
Kunjungan Dewi Natalia diisi dengan peninjauan langsung proses pelayanan, interaksi dengan para kader, serta penyerahan bantuan makanan tambahan bagi balita sebagai bagian dari upaya penurunan stunting.
Ia menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Lumajang sangat mendukung langkah strategis dalam penguatan layanan primer. Bentuk dukungan tersebut meliputi sosialisasi masif, peningkatan kualitas layanan di lapangan, serta pelibatan komunitas, termasuk pesantren dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
“Pendidikan kesehatan yang hidup di tengah masyarakat hanya bisa terwujud jika kita membangun Posyandu sebagai rumah belajar yang ramah. Ini investasi sosial yang nilainya jauh melampaui sekadar program,” tungkasnya.
Reporter : alief