Foto : Saat Acara Pamitan Mahasiswa UNEJ, ke Kades Tempeh Kidul, Sundjoto
Lumajang,R-Semeru.com -- Kabupaten Lumajang belakangan ini Viral, pasalnya paska kejadian maling bobol ruangan kantor di desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, dua (2) unit speda motor milik mahasiswa yang sedang KKN di desa tersebut digondol maling, pada Rabo (6/8). Selang satu minggu, terjadi lagi kejadian serupa di desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Lumajang, Jawa-Timu, pada Jumat (8/8), pukul 02.30 wib.
Dilihat dari rekaman CCTV warga, terlihat dengan jelas ketiga pelaku langsung buka gembok gerbang rumah Kepala Desa Tempeh Tengah Muhammad Mansyursah. Ketiga pelaku dengan leluasa masuk ke garasi yang digunakan parkir motor para mahasiswa UNEJ.
Kelihatan di sekitar rumah kades Tempeh Tengah lengang tidak ada warga yang ronda malam.
Foto : Rekaman CCTV Warga, Terlihat Para Pelaku Bobol Gerbang Rumah KDS Mansyur
Setelah ketiga pelaku berhasil menguasai keadaan, langsung dua pelaku dengan mudahnya membawa kabur dua (2) unit speda motor milik mahasiswa.
Kejadian ini memicu kekhawatiran pihak UNEJ hingga 1.070 mahasiswanya ditarik ke kampus.
Kasus pertama menimpa mahasiswa KKN asal luar kota yang tengah mengabdi di Kecamatan Ranuyoso. Dua sepeda motor mereka raib di area Balai Desa alun-alun kecamatan tersebut.
Kasus yang kedua, hanya berselang waktu beberapa hari, kasus serupa terjadi di desa lain, tepatnya di rumah Kepala Desa Tempeh Tengah. Anehnya, jumlah speda motor yang hilang sama dua (2) unit.
"Dua unit speda motor itu hilang di rumah saya sendiri, padahal lokasinya cukup ramai. Ini tentu membuat warga bertanya-tanya, kejadian itu terjadi pada hari Jumat ( 08-08-2025 ) dini hari, pelaku masuk pada pukul 02.27 wib sampai bisa mengeluarkan sepeda itu di pukul 02.34 wib. Dan kebetulan waktu itu saya baru datang dari Surabaya, jadi tertidur pulas," ungkap mansur pada awak media, Sabtu ( 9/8).
"Sesuai berita di televisi, pelaku sudah menguasai wilayah, jadi sudah ada yang mempelajari TKP. Karena di CCTV itu baru datang, sudah langsung menuju ke kunci depan, terus beraksi. Dan dugaan saya, karena kejadian kemarin di Desa Alun-Alun, Kecamatan Ranuyoso, itu yang hilang juga dua unit, dan korbannya juga anak KKN," ujar Mansyur.
Kepala Desa Tempeh Tengah menduga kejadian curanmor di dua (2) desa tersebut adalah bentuk teror pada Kabupaten Lumajang.
"Jadi dugaan saya, hal ini merupakan teror ke Kabupaten Lumajang, yang terkesan Lumajang ini tidak kondusif. Karena di Tempeh Tengah juga sama dengan desa Alun-Alun, korbannya juga milik mahasiswa KKN. Jadi saya mempunyai dugaan ada yang ingin menjelekkan nama Lumajang," terang Mansur.
Lebih lanjut, Mansyur menjelaskan karena korban ini dari adik-adik KKN yang jelas ada keterkaitan dengan kampus. Dan link kampus ini seandainya terjadi apa-apa antar ikatan universitas ini, yang jelas akan mudah sekali menyebar atau mudah sekali viral ke halayak umum.
Kata Mansyur, kemarin sudah dilakukan olah TKP oleh pihak Polsek Tempeh dan sudah mempelajari di rekaman CCTV yang ada di lingkungan atau tempat para pelaku ini melintas, sudah dipelajari dan sudah dikantongi, bukti lewat CCTV.
Kades Tempeh Tengah menaruh harapan besar pada Kapolres Lumajang untuk semaksimal mungkin bagaimana sekiranya kasus ini bisa terungkap dan bisa menangkap pelakunya. "Karena kasus ini sangat memalukan Kabupaten Lumajang, tidak termasuk saya. Karena kebetulan wilayah saya Alhamdulillah selama ini merupakan wilayah kondusif dan baru terjadi kali ini, kejadian curanmor kemarin langsung 2 unit dan kejadian melakukan pembobolan di rumah saya, jadi istilahnya bukan ngambil di pinggir jalan, dugaan unsur kesengajaan itu ada, dengan mempelajari TKP," harap Kades Mansur.
Mansur juga mengatakan kayaknya, kasus ini ada dugaan unsur politik, karena dengan kejadian didesa alun-alun, jumlah unit yang dibawah 2 dan korbannya mahasiswa KKN. Tempeh tengah juga 2 unit dan korbannya juga mahasiswa KKN.
Kejadian tersebut membuat pihak kampus mengambil langkah cepat dengan menarik seluruh mahasiswa KKN dari Lumajang. “Kami tidak mau mengambil risiko terkait keselamatan mahasiswa, sebetulnya kami keberatan karena disini aman cuma kami terdampak saja, tapi mau gimana lagi ini perintah dari kampus," ujar salah satu dosen pembimbing, ditemui saat acara pamitan ke Kades Tempeh Kidul
Sementara pihak mahasiswa sendiri sebetulnya keberatan atas penarikan ini,
"Karena masih banyak yang belum selesai di kerjakan dan juga sangat di sayangkan karena waktunya kurang sedikit lagi selesai," ungkap salah satu mahasiswa.
Serangkaian kejadian ini memunculkan spekulasi di masyarakat, apakah ada unsur tertentu di balik pencurian tersebut.
Sebagian masyarakat menduga hal ini bisa saja menjadi bentuk teror politik untuk menciptakan kesan bahwa Lumajang tidak aman-aman saja, terlebih lagi peristiwa ini terjadi di bulan Agustus, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80.
Pihak kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan. Dan pihak Humas Polres Lumajang ketika di mintai keterangan lewat whatsapp nya belum memberikan tanggapan, karena ada giat di Malang.
Reporter : bas & tim