KALTARA,R-SEMERU.COM--Kabid Propam Polda Kalimantan Utara (Kaltara), Kombes Pol, Teguh Triwantoro adalah pemecah rekor muri penangkapan bandar sabu 47 kilo jaringan Internasional di perbatasan Aji Kuning Sebatik Kabupaten Nunukan, Kamis (22-7-2022).
"Penangkapan sabu jaringan Internasional ini yang paling terbesar setelah penangkapan Bea Cukai 3 kilo di pelabuhan Tunon Taka Nunukan tahun 2013 dan penangkapan belasan kilo sabu Satgas Pamtas Reider 100 Sumatra tahun 2014 dan anggota Raider 7 orang diberikan penghargaan naik pangkat oleh atasannya atas keberhasilannya menangkap sabu berkilo-kilo,"kata Puang Sanro di Nunukan.
Menurut Puang Sanro,sabu ini di Malaysia sudah mulai dikonsumsi oleh orang tertentu, itu sejak tahun 1999-2003. Hanya saja, kalau pemakai kalah itu bila ditangkap belum ada hukuman berat karena Sabu yang sebutan orang Malaysia adalah Batu bukan termasuk akta dadah yang berbahaya, jadi masih dikaterikan akta racun. Tapi karena Sabu alias batu ini sudah marak pemakainya, maka kerajaan Malaysia sabu menjadi akta dadah yang berbahaya dan hukumannya bagi bandar adalah hukuman gantung sampai mati.
Dan pada tahun 2005, sabu ini sudah mulai masuk Indonesia dari Malaysia dibawa oleh kurir sewaan bandar narkoba jaringan Internasional, dan nanti terdeteksi lewat pemeriksaan X-ray bea cukai di pelabuhan Tunon Taka sangat ketat. Sehingga kurir mahasiswa itu yang bawa 3 kilo yang dikemas dalam tasnya tidak bisa lolos, dan tas mahasiswa yang dibawa seorang buruh pelabuhan yang sudah sering digunakan membantu meloloskan barang itu kebingungan untuk mengeluarkan barang haram tersebut. Akibat kejelian seorang pegawai bea cukai, dia menanyakan pada buruh yang menyimpang tas berisi sabu di sekitaran tempat pemeriksaan X-ray dan tas itu dikroscek, dan ternyata isinya sabu kayak kristal berbiji-bijian. Disinilah awal mula pengungkapan sabu bandar narkoba jaringan internasional.
Untuk itu, atas penangkapan sabu skala besar. (tim-edi).
